Rabu, 07 November 2012

Hanya Untukmu, Cleo..[CerPen] Inspiration From [CleoJKT48]

Hanya Untukmu, Cleo..



Aku hanya bisa terdiam ketika melihat seorang bidadari tanpa sayap duduk didepanku.
Bidadari itu bernama Cleopatra Djapri, wanita cantik yang biasa dipanggil Cleo.



Aku adalah anak yang terlahir dari keluarga petani, aku anak satu satunya, Berbanding terbalik dari Cleo, dia terlahir dari keluarga yang kaya raya, semua kemauannya terpenuhi.

Aku di kelas selalu menghayal, dan memiliki keinginan untuk memiliknya, tapi semuanya itu pasti mustahil terjadi, bukan hanya karena dia orang kaya, tetapi banyak juga para lelaki gaul dan kaya di sekolah yang juga ingin memilikinya, berbeda denganku, aku disekolah terkenal sebagai seorang yang culun. Tapi aku tidak peduli dengan semuanya.

Aku mengenal Cleo sudah lama, dari awal masuk SMA, bahkan dari awal masuk SMA sampai sekarang kelas 3 SMA aku selalu satu kelas dengan Cleo. Walaupun kami saling kenal, tetapi kami jarang berkomunikasi.

"Hai Cleo." sapaku saat dikelas.
.............

Dia hanya terdiam dan tidak pernah merespon sapaanku, "apakah dia tidak mendengarnya atau dia memang tidak mau menyapaku.", ucapku dalam hati. 

Memang dia jarang sekali merespon aku, kami hanya dapat berkomunikasi jika tergabung dalam satu kelompok dikelas, itupun jika aku yang bertanya pertama kali kepadanya. Aku sudah lupa kapan terakhir dia mau menyapaku duluan atau mengajakku ngobrol duluan, atau memang dia tidak pernah melakukan semua itu padaku?? aku masih bingung apa yang ada dipikrannya.

Dia disekolah tergolong anak yang gaul, sekolah saja membawa mobil sendiri, berbeda denganku, aku anak culun disekolah, dan sepeda tua menjadi tungganganku pergi dan pulang sekolah.
Mungkin karena itulah dia tidak mau mengobrol ataupun menyapaku, tetapi aku tidak pernah putus asa, aku akan terus membuktikan kalo Cleo adalah bagian dari tulang rusukku yang hilang.

Hari demi hari berjalan seperti biasa, Melihat Cleo duduk didepanku membuat rasa sakit timbul didada, Cleo oh Cleo. Mungkin aku tidak akan bisa mendapatkanmu untuk selamanya. Dijam istirahat seperti ini aku terus menghayal bahwa aku sudah memilikinya.

"AAW!."
Jerit Cleo yang membuyarkan hayalanku.
"Kamu kenapa Cleo??."
Cleo hanya terdiam dan membuang mukanya dari wajahku.
Lalu aku melihat tangannya Cleo, yang ternyata sudah mengalir banyak darah, lalu dengan cepat aku langsung mengambil kertas dari bukuku, dan aku hapus darah dari tangan Cleo dengan kertas tadi.
"Apaan sih lo megang megang tangan gue!!." dengan nada keras.
"Aku cuman mau bantu kamu kok."
"Gue gak butuh bantuan lo!"
Lalu Cleo mengajak temannya untuk pergi keluar, dan Cleopun beranjak pergi keluar.

"Udahlah jar gak usah diambil hati, lagian kan masih ada gue sahabat lo." Kata Shania.
Hanya Shania temanku yang selalu perhatian denganku, dia juga temannya Cleo.
"Iyaa, makasih shan." ucapku dengan nada rendah.

Shania adalah sahabatku dan teman dekat Cleo juga, aku sering curhat dengannya, hanya dia yang mengerti perasaanku saat ini. Aku teringat dengan pesan Shania "Jar kalo Cleo kesekolah enggak bawa mobil, lo usahain tebengin dia pake sepeda lo aja, dia suka digonceng pake sepeda kok, soalnya dia suka hal hal yang romantis."
Dan kebetulan Cleo hari ini memang tidak membawa mobil kesekolah, dan aku akan mencoba saran dari Shania.
Akhirnya waktu pulangpun tiba, aku melihat Cleo berdiri dekat pagar sekolah seorang diri, dan aku mulai mendekatinya dan menawarinya tebengan sepeda.
"Eh udah nungu jemputan ya.?" Tanyaku
"Emang kenapa? bukan urusan lo gini."  Ucap Cleo tanpa melihat wajahku.
"Butuh tebengan pulang gak?."
"Pake sepeda tua ini?? gak banget."
"Iya, tapi sekarang udah sepi loh, daripada kamu pulang jalan kaki, kan pasti capek"
Diapun cukup lama memikirkannya, dan akhirnyeo pun mau.
"Yaudah deh, tapi lo bawa hati hati ya, jangan nyampe gue jatoh." Ucap Cleo.
"Ok, laksanakan boss." balasku.
Hari itupun terasa sangat berbeda, karena impian aku selama ini sedikit demi sedikit mulai tercapai.
Diperjalanan aku sangat senang sekali, sampai akhirnya hujan sedikit demi sedikit turun.
"Woii jar cepet dikit dong bawa sepedanya, udah mau ujan nih."
Teriaknya dari belakang.
"Iyaiya."
Akupun terus menggayuh sepedaku dengan sangat cepat, dan nafasku mulai tidak teratur, nafasku sudah semakin berat, dan penyakit lamaku kembali timbul, aku tidak tahu ini penyakit apa, karena aku tidak pernah memeriksakannya didokter, tetapi demi Cleo aku menahan rasa sakit itu dan terus mengayuh sepadaku dengan cepat agar Cleo tidak sakit karena hujan.

Dan akhirnya sampai juga dirumah Cleo, Cleopun bergegas masuk rumah, dan tidak ada kata kata yang keluar dari mulut dia.
"Aku pulang ya Cleo!!." Jeritku dari luar.
Tidak ada balasan dari Cleo.
Dan akupun bergegas untuk pulang kerumah yang jaraknya kerumahku sangat jauh, karena jalan ke rumah Cleo dan rumahku dari sekolah berbeda.
Dan aku sekarang harus melampaui jarak 2 kali lipat lebih jauh dari biasanya untuk pulang kerumah.
Dan ditengah hujan yang deras aku mengayuh sepedaku ditemani rasa sakit dari penyakitku, semuanya rasa sakit itu aku tahan.
Dan baru beberapa meter dari rumah Cleo, ternyata rantai sepeda tuaku putus, dan akupun harus berjalan sampai untuk pulang.
Aku tidak kecewa dengan semua itu, karena aku dapat mengantarkan sorang bidadari cantik bernama Cleo pulang untuk pertama kalinya, dan aku sangat bahagia sekali, seakan akan rasa sakit dan lelahku tertutupi dengan rasa bahagia dihatiku.

Hari itupun menjadi hari yang sangat indah yang pernah aku rasakan dalam hidupku.

Dan keesokan harinya aku berharap jika Cleo tidak membawa kendaraan lagi kesekolah, dan aku bisa mengantarkan dia pulang lagi.
Diperjalanan aku kaget, ternyata ada sebuah mobil merah yang hampir menabrakku ditikungan dekat sekolah. Tetapi aku selalu sabar dengan semua itu, aku mengingat pesan dari orang tuaku yang sudah almarhum, bahwa aku tidak boleh cepat emosi, karena itu semua bisa mengantarkan banyak masalah yang tidak baik untukku.
Akupun mencoba bersabar, dan ketika aku ingin menggembok sepedaku di sekolah, ternyata ada mobil merah yang aku lihat tadi di tikungan yang hampir menabrakku, dan turun seorang murid, yang aku kenal, dia kakak kelasku yang terkenal keren, dan banyak perempuan yang menyukainya, "tidak seperti aku, jangankan perempuan, lelaki saja pada menjauh." ucapku dalam hati.

Di jam istirahat, ketika aku mau duduk di bangkuku, terlihat Cleo sedang mengobrol dengan Shania, mereka mengobrol sangat serius, dan ketika aku ingin melewati mereka...
"Eh lo mau nguping ya??." Tanya Cleo
"Enggak kok, aku cuman mau duduk aja."
"Alah gak usah banyak alesan, mending nanti aja duduknya, gue lagi curhat sama Shania."
Aku melihat Shania mengisaratkan aku, dia menyuruhku pergi.
"yaudah, iyaiya aku pergi"Jawabku sambil meninggalkan mereka.

Aku masih bingung apa yang mereka bicarakan tadi.
Dan waktu pulangpun tiba, kelas sudah mulai sepi, dan Shania datang menghampiriku yang sedang ingin beranjak keluar kelas.
"Eh jar, si Cleo gak bawa kendaraan tuh, coba lo ajak pulang bareng lagi aja, siapa tau dia mau."
"Serius? Dimana dia sekarang??"
"Iyaa, dia kayaknya ada di depan kantor guru deh, coba lo ek disana."

Dan akupun bergegas menemui Cleo.
Dan ketika aku ingin menegurnya, keluarlah seorang kakak kelas yang membawa mobil merah tadi, dan mereka langsung bergandengan dan berjalan melewatiku, akupun hanya terdiam saat itu, perasaanku mulai hancur, perasaan bertanya tanya, "apakah mereka seudah pacaran??" tanyaku dalam hati.

Lalu Shania menghampiriku.
"Gimana jar?? mana Cleo?."
"gagal semuanya, Cleo udah jalan bareng kak david."
David adalah nama kakak kelas tadi.
"Oh yaudah yang sabar aja jar, kan masih ada gue yang nemenin lo terus."
"iyaa makasih lagi ya Shan."
"Oh iya lo pulang sendiri kan??."
"Iyaa."Jawabku singkat.
"Gue bareng lo aja ya, kan jalannya searah, yaya." rayu Shania.
"Ok deh"

Dan akupun pulang bersama Shania.
Ditengah perjalanan.
"Eh jar bukannya rante sepeda lo putus?."
"Iyaa, udah aku ganti dengan yang baru, kok kamu tau?."
"Hehe, Cleo nyeritain semuanya ke gue."
"Hah, serius kamu??."
"Iya, waktu dia digonceng kamu, dia senyum senyum sendiri dibelakang."
"Kamu gak bohong kan san?."
"iya, kata Cleo lagi, dia juga seneng banget bisa digonceng berdua naek sepeda tua milik kamu, katanya romantis romantis gitu, apalagi waktu hujan dateng, tambah romantis kata Cleo." ucap Shania menerangkan semua itu kepadaku.

Akupun hanya bisa terdiam sambil tersenyum, saat bersepeda,  Aku gak nyangka kalo Cleo seperti itu.

Tiba tiba ada suara yang sangat keras datang dari belakang sepedaku.
-BRUUAAKK!!!-
Aku dan Shaniapun terkaget kaget, dan kami melihat bahwa ada mobil merah milik kakak kelas tadi sedang menabrak pohon besar, dan mobil itu keadaanya sangat memprihatinkan, saat aku ada firasat bahwa Cleo ada didalamnya, aku dan Shaniapun berlari menghampirinya, ternyata benar, Cleo bersama kakak kelas tadi ada didalamnya.
Dan aku sangat kaget ternyata didalam mobil itu, Cleo sangat terluka parah, darah dimana mana, kamipun panik, lalu kami teriak minta tolong, dan wargapun bergegas berdatangan untuk menolongnya.

Ambulanpun membawa kami ke rumah sakit, aku sangat cemas dan sangat sedih melihat orang yang aku sayangi dan cintai terluka parah.
Dirumah sakit aku dan Shaniapun hanya dapat terduduk menunggu keadaan mereka berdua, sebenarnya aku hanya menunggu Cleo, aku tidak memikirkan kakak kelas itu.
Akhirnya Dokterpun keluar, dan memberi tahu kami bahwa Cleo membutuhkan darah, lalu kami pun meng cek darah, ternyata darah aku cocok dengan Cleo, akupun bergegas untuk masuk keruangan tempat donor darah itu.

Setelah donor darah selesai, akupun keluar dan duduk disebelah Shania, lalu tidak lama dokter keluar dan "Cleo masih harus membutuhkan darah lagi." ucap dokter itu, aku langsung berdiri dan meminta dokter untuk mengambil darahku, dan dokter mengijinkannya.

Akupun sudah mulai pusing, dan untuk ketiga kalinya dokter meminta darah lagi untuk Cleo.
Dan lagi lagi aku yang mendonorkan darahku untu ketiga kalinya.
Akupun sudah mulai tidak kuat berjalan lagi, tetapi demi Cleo aku berusah untuk bangkit.

Dan untuk keempat kalinya dokter meminta darah lagi, tetapi dia melarang aku untuk mendonorkan darah lagi, karena aku sudah kehabisan banyak darah.
akupun memaksa dokter untuk mengambil darahku lagi untuk keempat kalinya.
"Jar apa lo masih baek" aja? ini udah untuk keempat kalinya lo ngedonorin darah buat Cleo."
"Shan, aku gak mau kehilangan Cleo, apapun bakal aku lakuin agar Cleo bisa sembuh."
"Tapi...."
"Shan kamu sahabat aku selama ini, mungkin cuman kamu yang mengerti perasaan aku terhadap Cleo, jadi apapun yang terjadi, itu pasti yang terbaik.
"Ok gue percaya sama lo jar." ucap Shania sambil tersenyum dan meneteskan air matanya.

Akupun kembali mendonorkan darah untuk  ke empat kalinya.
Dan semuanya berjalan dengan sempurna, akupun merasakan pusing yang sangat terasa, pandanganku pun sudah mulai menghilang, tetapi aku selalu bangkit, aku selalu menunjukkan  kalo aku baik" aja.

Aku kembali duduk di samping Shania.
"Jar lo gak kenapa napa kan? lo keliatan pucet banget."
"aku gpp kok, hehe." sambil meyakinkan dia bahwa aku baik baik saja.
" bagus deh kalo gitu."
Akupun hanya bisa tersenyum lemah disaat itu.
Tidak lama dari itu dokter keluar...
"Semua berjalan lancar, tetapi kami punya kabar buruk bahwa Cleo positif buta."
Akupun kaget, harus bagaimana lagi aku.
Kami berduapun kaget sekaget kagetnya, dan dari situ Cleo dibawa ke kamar dirumah sakit itu, tidak lama dari itu Cleo mulai sadar, dan dia teriak teriak panik bahwaa dia tidak bisa melihat, akhirnya Shania menjelaskan semuanya. Dan Cleo mulai menjerit nangis, aku sangat khawatir dengan dia, aku tidak kuat melihat dia seperti ini, dengan keadaan yang sangat lemah, sedikit demi sedikit aku keluar dari kamar Cleo itu.

"Jar mau kemana?." panggil Shania.
"Aku ingin pergi keluar sebentar saja."
"Yasudah jangan lama lama ya"
"Iyaa"

Akupun bergegas mencari dokter tadi.
Aku terlibat percakapan yang cukup panjang dengan dokter tadi.
Dan akupun membulatkan untuk menyumbangkan kedua bola mataku untuk Cleo, aku tidak bisa melihat dia tersiksa seperti itu.
Dan akhirnya akupun bersiap siap untuk operasi.

lalu aku kembali ke kamar tempat Cleo, aku melihat Cleo sedang tertidur.
Dan akupun menceritakan semuanya ke Shania tentang keputusanku untuk memberikan kedua bola mataku untuk Cleo.
"Apa lo yakin jar dengan keputusan lo?."
"Aku yakin Shan, aku gak tega ngelihat orang yang aku cintai dan aku sayangi tersiksa dan tersakiti."
"Lo gak mau mikir dua kali??."
"Enggak Shan, aku yakin dengan keputusanku kali ini, dan semoga semuanya bisa membantu dia."

Shania pun hanya terdiam, dan sedikit demi sedikit dia menangis, lalu aku memeluk Shania..
"Kamu kenapa nangis Shan??"
"Jar lo itu bisa gak, gak usah terlalu baek, gue sedih kalo lo gak bisa melihat lagi. Sedangkan orang yang lo tolong ini belum tentu sadar dan nerima kalo lo itu sayang dan cinta dengan dia." Ucapnya sambil meenangis.
"Shan aku lebih sedih jika ngelihat orang yang aku sayangi dan aku cintai tersiksa seperti ini." terangku kepadanya.

Akhirnya waktu untuk operasipun tiba.
Aku melihat Cleo disebelahku.
"Cleo kamu sebentar lagi bisa melihat, dan juga sebentar lagi kamu bisa hidup seperti biasa." Ucapku dalam hati.
"Semoga kamu senang juga dengan bantuan aku ini, aku tau kamu selama ini gak pernah mau aku bantau, tapi maaf kali ini aku harus ngebantu kamu, ini semua demi kamu."

Operasipun berjalan lancar. Aku berada diruangan yang berbeda dengan Cleo, dan aku perlahan membuka perban yang ada dimataku, perlahan lahan aku membuka mataku, dan semua terlihat gelap.
"Aku buta....." Ucapku dalam hati dengan perasaan senang.
Dan tidak lama ada seseorang yang masuk, dan langsung memelukku.
"Ini siapa?" tanyaku.
"Ini aku Shania jar."
Aku mendengar bahwa Shania menangis cukup keras dipundakku.
"Oh kamu Shan, gimana keadaan Cleo??."
"Jar Cleo itu udah bisa melihat, dia juga udah sehat seperti biasa."
"Bagus deh kalo gitu, Shan aku boleh minta bantuan kamu gak, aku janji ini untuk yang terakhir kalinya."
"Eh kamu boleh minta bantuan aku kapanpun kamu mau kok, apa itu??"
Mungkin dia berfikir aku sehat sehat saja, sebenarnya aku sangat merasakan seluruh tubuhku sangat sakit, dan dadaku sangat sesak sehingga susah untuk bernafas, tetapi aku mencoba untuk tidak membuat dia curiga.
"Tolong kamu kasih ini ke Cleo, dan jangan dibuka disini ya Shan." Aku memberikan surat kecil untuk Cleo.
"Apa ini jar?"
"Nanti juga kamu pasti tau kok Shan, tolong ya."
"Iya akan aku sampein."

Dan akupun tidak mendengar suara apapun.
Surat itu aku tulis saat diruangan dokter.
isi suratnya....

-Cleo, kamu adalah sosok bidadari tanpa sayap dihatiku, aku sangat menyayangimu dan mencintaimu sejak kita pertama bertemu, tetapi kamu seolah olah membenci dan ingin menjauhi aku, tetapi walaupun kamu begitu, aku selalu memberikan yang terbaik untuk kamu.
Aku tahu kamu itu gak suka kalo aku ngebantuin kamu, tetapi maafkan aku, kali ini aku harus membantu kamu, aku udah mendonorkan darahku 4 kali hari ini, dan aku juga sudah memberikan  mata ku untukmu, aku melakukan semua itu karena aku tidak ingin melihat orang yang aku cintai dan sayangi tersiksa dalam hidupnya.
 mungkin hanya itu yang bisa aku kasih ke kamu.
Hanya untukmu Cleo aku melakukan semua ini.
Mungkin pria lain dapat memilikimu, tetapi hati aku selalu ada kamu, aku selalu ada disisi kamu saat kamu membutuhkan aku.
Terima kasih karena kamu udah mau pulang bareng aku dengan sepeda tua aku, itu adalah hari yang paling indah yang gak akan aku lupain selamanya.Maaf juga kalo selama ini aku selalu ngeganggu hidup kamu.
Mungkin setelah kamu membaca semua ini, aku sudah tidak ada lagi didunia ini.

Tetap semangat dan juga jaga diri baik baik ya bidadariku, aku akan selalu ada untukmu.

Semakin lama, semakin terasa sakit di tubuhku, akupun mulai melemah, dan tiba tiba ada seseorang yang berlari dan memelukku, aku pikir dia pasti Shania.

"Fajar, bangun fajar, maafin aku selama ini aku selalu membenci kamu, tetapi aku sadar kalo kamulah cinta aku sebenarnya!!" Teriaknya sambil menangis kencang.
Ternyata dia Cleo, aku hanya bisa terdiam, dan senang bahwa dia sudah membaca suratku dan sudah menyadari semuanya.
'................................. ................................. ................................."
Lalu aku tidak bisa mendengarkan apa apa lagi.
"Hanya untukmu Cleo... Hanya untukmu aku melakukannya..."Aku menjerit dihatiku agar dia dapat mendengarkannya.
Lama kelamaan aku tidak bisa merasakan pelukannya, dan aku tidak bisa merasakan apa apa lagi, dan semakin lama semakin aku tidak bisa bernafas. mungkin ajalku sebentar lagi akan menjemputku, tetapi aku senang bahwa semuanya yang ku berikan selama ini dia sadari, walaupun aku hanya merasakan kesadaran dia sebentar.
Dan aku rasa ajal sudah menjemputku untuk...............

"Hanya untukmu, Cleo......"

Inspiration from : Cleopatra Djapri( CleoJKT48)
By : Fajar Sesunan
Twitter : @mfajarms

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Iya gapapa, asal harus tertera HAK CIPTAnya ya.
      Minimal ada nama pengarang atau username twitter pengarang.

      Hapus